Indonesia merupakan salah satu negara yang memiliki wilayah sangat
luas, terdiri dari beribu – ribu pulau yang terpisah oleh lautan. Luas wilayah
Indonesia adalah 5.193.250 km persegi dan
memiliki jumlah penduduk yang sangat padat. Menurut data yang berasal dari CIA World Factbook 2004, Indonesia merupakan negara dengan urutan
ke-4 yang memiliki penduduk padat di seluruh dunia. Dengan luasnya
wilayah Indonesia, penduduk yang ada di Indonesia juga tersebar ke seluruh
wilayah, sehingga untuk melakukan perpindahan tentunya dibutuhkan sistem
transportasi yang aman, nyaman, dan dapat diandalkan.
Akan tetapi, kata “aman, nyaman, dan dapat diandalkan” sama sekali
tidak tergambar dalam wajah transportasi di Indonesia. Salah satunya adalah kemacetan
yang cukup parah di berbagai daerah. Kemacetan sebagian besar terjadi
dikarenakan tingginya volume kendaraan yang tidak seimbang dengan rasio
kapasitas jalan yang ada. Sedangkan volume kendaraan yang paling dominan adalah
sepeda motor. Dari data survey yang
telah dilakukan di beberapa daerah, seperti di Karawang Timur, sekitar 70% ruas
jalan yang ada di Indonesia didominasi oleh sepeda motor.
Penggunaan sepeda motor di Indonesia semakin hari semakin
meningkat. Banyaknya dealer yang menjual sepeda motor dengan harga sangat
miring mengakibatkan permintaan (demand) menjadi meningkat drastis. Kenyataan
inilah yang semakin membuat sesak seluruh ruas jalan dan lalu lintas yang ada.
Masyarakat menilai bahwa sepeda motor telah menjadi kebutuhan
“primer” yang harus dimiliki oleh setiap keluarga. Dari survey Home Interview
di berbagai kota, khususnya kota-kota yang memiliki kemajuan pesat, hampir
seluruh keluarga memiliki sepeda motor. Bahkan ada yang memiliki lebih dari
satu. Tak dapat dipungkiri, “transportasi beroda dua” ini memang digemari
masyarakat karena praktis, efisisen, dan mudah dijangkau. Akan tetapi, ditinjau
dari sudut pandang kepentingan bersama, hal ini memberi dampak yang sangat
besar terhadap lingkungan dan elemen disekitarnya.
Meningkatnya polusi udara. Sepeda
motor memiliki pengaruh besar terhadap peningkatan polusi udara. Gas yang dikeluarkan
melalui exhausted (CO, NO2, HC, C, H2,
CO2, H2O dan N2) menyebabkan polusi
udara yang dapat mempengaruhi kesehatan manusia dan lingkungan. Bayangkan jika
hal ini masih saja terjadi, maka lapisan ozon yang tipis akan menjadi semakin
tipis dan mempercepat titik puncak dari isu “global warming” tersebut.
Tingkat Kenyamanan Berkurang. Melakukan
perpindahan jarak jauh dengan menggunakan sepeda motor merupakan hal yang tidak nyaman. Sepeda motor
sangat rentan terkena panas, hujan, polusi, dan lebih cepat lelah dibandingkan
menggunakan moda lainnya.
Potensi kecelakaan sangat tinggi. Menurut Harian Republika
(Sabtu, 26 April 2013), data kecelakaan lalu lintas
selama tahun 2012 yang dilansir Divisi Humas Mabes Polri atas rekap Korps Lalu
Lintas Kepolisian Republik Indonesia (Korlantas Polri) menyebutkan, sepanjang
tahun lalu, ada 117.949 kecelakaan. Dari ratusan ribu jumlah tersebut, lebih
dari setengahnya disumbang oleh angka kecelakaan sepeda motor. Ada
111.015 kali kecelakaan sepeda motor yang terjadi sepanjang tahun.
Penyebab
kecelakaan lalu lintas jalan khususnya sepeda motor paling banyak disebabkan
oleh faktor Human error sebesar 67 %. Sedangkan faktor lainnya, kondisi jalan
seperti rusak, bergelombang dan unsur ingkungan misalnya hujan mencapai 33 %.
Lalu sisanya, seperti kendaraan tak layak jalan 3 %.
Sepeda motor terlihat lebih rentan dibandingkan moda
lainnya. Jika dilihat dari fisik (body) kendaraan, mobil masih
terdapat pelindung berupa rangka mobil bahkan untuk mobil tertentu terbuat dari
rangka baja, fitur air bag, dan safety belt sehingga tingkat fatalitas atau
tingkat kecelakaan menjadi rendah. Sedangkan sepeda motor adalah kendaraan roda
dua yang kurang terlindungi jika dibandingkan dengan moda lainnya. Apalagi
dimensinya yang kecil membuat sepeda motor terkesan rentan dan lemah, sehingga
jika kendaraan besar melintas dan pengemudi tidak mengetahui keberadaan sepeda
motor disamping atau dibelakangnya akan berakibat fatal.
Dengan melihat situasi tersebut, maka perlu dipertimbangkan
kembali, apakah sepeda motor merupakan moda yang paling tepat. Penggunaan moda
angkutan umum dapat dinilai sebagai jawaban dan solusi dari permasalahan
tersebut. Selain lebih ekonomis, dengan menggunakan angkutan umum masalah lain
yang berkaitan dengan transportasi dapat sedikit teratasi. Volume kendaraan di
ruas jalan tidak terlalu sesak, sehingga kemacetan dapat dikurangi. Optimalisasi penggunaan angkutan umum juga
dapat mengurangi polusi udara, lebih cepat, lebih aman, dan lebih efisien.