Motorcycle? Sorry, I don't pick you!

“transportasi beroda dua” ini memang digemari masyarakat karena praktis, efisisen, dan mudah dijangkau. Akan tetapi, ditinjau dari sudut pandang kepentingan bersama, hal ini memberi dampak yang sangat besar terhadap lingkungan dan elemen disekitarnya.

Kebijakan Penertiban Parkir Onstreet

Kendaraan yang parkir onstreet (parkir di bahu jalan) dinilai sangat mengganggu karena mengurangi kapasitas jalan sehingga akan menimbulkan kemacetan yang cukup panjang.

LLAJ Angkatan 33 Pleton D.

Kamu sangat berarti. Istimewa di hati. Selamanya rasa ini...

Nothing to Display

welcome :)

Selasa, 01 Oktober 2013

LLAJ ANGKATAN 33 PLETON D



Berawal dari kami yang dipertemukan Tuhan tanggal 6 September 2011 lalu. Awalnya kami tak pernah saling mengenal. Dengan baju hitam putih, kami bergegas menuju gerbang STTD, tempat kami bermimpi untuk meraih cita-cita. Sekolah Tinggi Transportasi Darat, almamater yang selalu menaungi kami hingga saat ini. Disinilah kami menuntut ilmu, kami belajar untuk melihat, mendengar, memahami, dan merasakan..
3 tahun bersama ..3 tahun berbagi suka duka ...

Abdiyan Tiara Ningsih. Taruni yang sangat lembut dan murah senyum.
Aditya Bayu Azi. Teman taruna pertamaku di STTD ^_^
Adi Imron Rosadi. Taruna paling putih dan paling pintar “akting” ketika pelajaran di kelas sedang berlangsung :D
Alfian Mardhy Pangestu. Sekpen kelas yang rajin, cerdas, dan berbakat. Pendiam, tapi sekali bicara akan memunculkan banyak ide dan inspirasi baru.
Anshari Amrillah. Taruna yang paling sabar dengan taruni, yang kalem, yang lembut, nggak pernah marah.
Arif Mukarrom. Tidak pernah lepas dari laptop tersayangnya. Online holic. Hobi mendengarkan lagu dangdut kenceng-kenceng  di kelas.
Cahyo Budiyanto. Lebih dari sekedar jenius. Taruna yang brilliant dan kritis. Selalu punya gagasan baru dan wawasan yang luas.
Callindra Setya Gama. Taruna paling lentur dan paling energik ketika flashmob. Safety holic.
Dani Dahniar. Taruni yang paling senior di kelas. Murah senyum, santai tapi aktif. Ketua kelas hingga akhir tingkat.
Davin Rayhan. Pembawaannya santai dan let it flow.
Dessy Intan Sari. Sekpen yang rajin, yang peduli dan perhatian dengan teman. Nggak pernah marah dan jarang ngambek.
Dhita Ayu Damayanti. Saudara yang paling “sehati” sekaligus teman seperjuangan ketika awal masuk test hingga saat ini menjadi taruni. Pembawaan tegas dan berwibawa.
Endah Ayu Pratiwi. Taruni yang sabar dan pengertian.
Fachrurrozi. Danton kelas terbaik. Nggak pernah marah. Sabar. Tanggung jawab.
Fery Ardiyansyah. Logatnya yang nggak akan pernah lupa. Humoris.
Happy Cola Mitra Surya. Here I am. Manusia biasa.
Ilham Fauzi Annas. Fotografer kelas.
Johendy Egar Sadzali. Ekspresi datar. Humoris.
Lambang Akbar Pramadya. Wajah paling ngeri tapi suka senyum.
Mario Pasalbessy. Kakek taruna kami. Pendiam. Sekalinya nyanyi, suara mirip Jason Mraz.
Mentari Novian Alfansuri. Wajah ngeri juga, tapi konyol dan sosok taruna rajin mencatat. Sering pinjam catatannya juga :D namanya mirip taruni.
M. Ilham Baihaqi. Pendiam. Gaya bicara agak beda dengan yang lain.
M. Priyo Utomo. Pendiam juga. Futsal holic.
M. Ridwan. Abang yang punya wawasan luas.
Nico Yoga Pratama Tarigan. Ingat saat pertama kali maju ke kelas, ia menyanyi dengan lantang, “anak medaan .. anak medan !”
Nurul Afif Widodo. Taruna, meski namanya taruni. Rajin. Baik juga.
Putri Yulitasari. Suka panda. Suka nulis puisi yang bagus. Pandai menyampaikan pendapat.
Ria Linincy Wahyu Ch. Suka warna kuning. Nggak pernah jauh dari laptop juga. Baik hati.
Rizka Januarini. Rajin. Kocak. Dikenal loyal dengan senior.
Setya Harfa Kumoro Bangun. Suka design. Pengertian dan baik banget sama temen. Supel. Sabar.


Here We Are J

Senin, 30 September 2013

Kebijakan Penertiban Parkir OnStreet

Permasalahan transportasi di Indonesia dapat dikatakan telah mencapai titik puncaknya. Jika dibandingkan negara lain, seperti Singapura, Indonesia masih dinilai buruk dan mengalami ketertinggalan dalam hal kebijakan, sistem, dan teknologi transportasi yang dibuktikan dengan infrastruktur yang tidak memadai, kurangnya optimalisasi angkutan umum, meningkatnya v/c ratio yang mengakibatkan kemacetan, minimnya kesadaran masyarakat dalam bertransportasi, dan yang paling parah adalah melemahnya peran hukum untuk memberikan penegasan terhadap pelanggar, khususnya orang yang berperilaku melanggar di jalan raya.

Hal ini semakin disoroti oleh publik ketika para pelanggar sudah merasa terbiasa melakukan pelanggaran. Oleh karena itu, perlu peran pemerintah untuk melakukan tindakan yang berupa sanksi tegas dalam menangani masalah transportasi. Salah satunya adalah penertiban parkir di wilayah Ibukota.


Tidak lama ini, Joko Widodo selaku Gubernur DKI Jakarta melakukan kebijakan transportasi berupa penertiban parkir di jalan protokol dan jalan-jalan lainnya yang dilarang untuk parkir. Kendaraan yang parkir onstreet (parkir di bahu jalan) dinilai sangat mengganggu karena mengurangi kapasitas jalan sehingga akan menimbulkan kemacetan yang cukup panjang.

sumber gambar : vivanews

Dalam melakukan kebijakan ini, pemerintah membutuhkan petugas dari Dinas Perhubungan dengan cara terjun ke lapangan secara langsung untuk melakukan tindakan tegas berupa sanksi yang meliputi pencabutan pentil roda mobil, melakukan penderekan  mobil, hingga pencabutan SIM dan STNK pemilik kendaraan. Hal ini dilakukan untuk menimbulkan efek jera kepada masyarakat yang tidak tertib berkendara di jalan raya. 

Sabtu, 28 September 2013

Motorcycle ? Sorry, I don't pick you !


Indonesia merupakan salah satu negara yang memiliki wilayah sangat luas, terdiri dari beribu – ribu pulau yang terpisah oleh lautan. Luas wilayah Indonesia adalah 5.193.250 km persegi dan memiliki jumlah penduduk yang sangat padat. Menurut data yang berasal dari CIA World Factbook 2004, Indonesia merupakan negara dengan urutan ke-4 yang memiliki penduduk padat di seluruh dunia. Dengan luasnya wilayah Indonesia, penduduk yang ada di Indonesia juga tersebar ke seluruh wilayah, sehingga untuk melakukan perpindahan tentunya dibutuhkan sistem transportasi yang aman, nyaman, dan dapat diandalkan.

Akan tetapi, kata “aman, nyaman, dan dapat diandalkan” sama sekali tidak tergambar dalam wajah transportasi di Indonesia. Salah satunya adalah kemacetan yang cukup parah di berbagai daerah. Kemacetan sebagian besar terjadi dikarenakan tingginya volume kendaraan yang tidak seimbang dengan rasio kapasitas jalan yang ada. Sedangkan volume kendaraan yang paling dominan adalah sepeda motor.  Dari data survey yang telah dilakukan di beberapa daerah, seperti di Karawang Timur, sekitar 70% ruas jalan yang ada di Indonesia didominasi oleh sepeda motor.
Penggunaan sepeda motor di Indonesia semakin hari semakin meningkat. Banyaknya dealer yang menjual sepeda motor dengan harga sangat miring mengakibatkan permintaan (demand) menjadi meningkat drastis. Kenyataan inilah yang semakin membuat sesak seluruh ruas jalan dan lalu lintas yang ada.

Masyarakat menilai bahwa sepeda motor telah menjadi kebutuhan “primer” yang harus dimiliki oleh setiap keluarga. Dari survey Home Interview di berbagai kota, khususnya kota-kota yang memiliki kemajuan pesat, hampir seluruh keluarga memiliki sepeda motor. Bahkan ada yang memiliki lebih dari satu. Tak dapat dipungkiri, “transportasi beroda dua” ini memang digemari masyarakat karena praktis, efisisen, dan mudah dijangkau. Akan tetapi, ditinjau dari sudut pandang kepentingan bersama, hal ini memberi dampak yang sangat besar terhadap lingkungan dan elemen disekitarnya.

Meningkatnya polusi udara. Sepeda motor memiliki pengaruh besar terhadap peningkatan polusi udara. Gas yang dikeluarkan melalui exhausted (CO, NO2, HC, C, H2, CO2, H2O dan N2) menyebabkan polusi udara yang dapat mempengaruhi kesehatan manusia dan lingkungan. Bayangkan jika hal ini masih saja terjadi, maka lapisan ozon yang tipis akan menjadi semakin tipis dan mempercepat titik puncak dari isu “global warming” tersebut.

Tingkat Kenyamanan Berkurang. Melakukan perpindahan jarak jauh dengan menggunakan sepeda motor  merupakan hal yang tidak nyaman. Sepeda motor sangat rentan terkena panas, hujan, polusi, dan lebih cepat lelah dibandingkan menggunakan moda lainnya.

Potensi kecelakaan sangat tinggi. Menurut Harian Republika (Sabtu, 26 April 2013), data kecelakaan lalu lintas selama tahun 2012 yang dilansir Divisi Humas Mabes Polri atas rekap Korps Lalu Lintas Kepolisian Republik Indonesia (Korlantas Polri) menyebutkan, sepanjang tahun lalu, ada 117.949 kecelakaan. Dari ratusan ribu jumlah tersebut, lebih dari setengahnya disumbang oleh  angka kecelakaan sepeda motor. Ada 111.015 kali kecelakaan sepeda motor yang terjadi sepanjang tahun.
Penyebab kecelakaan lalu lintas jalan khususnya sepeda motor paling banyak disebabkan oleh faktor Human error sebesar 67 %. Sedangkan faktor lainnya, kondisi jalan seperti rusak, bergelombang dan unsur ingkungan misalnya hujan mencapai 33 %. Lalu sisanya, seperti kendaraan tak layak jalan 3 %.

Sepeda motor terlihat lebih rentan dibandingkan moda lainnya. Jika dilihat dari fisik (body) kendaraan, mobil masih terdapat pelindung berupa rangka mobil bahkan untuk mobil tertentu terbuat dari rangka baja, fitur air bag, dan safety belt sehingga tingkat fatalitas atau tingkat kecelakaan menjadi rendah. Sedangkan sepeda motor adalah kendaraan roda dua yang kurang terlindungi jika dibandingkan dengan moda lainnya. Apalagi dimensinya yang kecil membuat sepeda motor terkesan rentan dan lemah, sehingga jika kendaraan besar melintas dan pengemudi tidak mengetahui keberadaan sepeda motor disamping atau dibelakangnya akan berakibat fatal.

Dengan melihat situasi tersebut, maka perlu dipertimbangkan kembali, apakah sepeda motor merupakan moda yang paling tepat. Penggunaan moda angkutan umum dapat dinilai sebagai jawaban dan solusi dari permasalahan tersebut. Selain lebih ekonomis, dengan menggunakan angkutan umum masalah lain yang berkaitan dengan transportasi dapat sedikit teratasi. Volume kendaraan di ruas jalan tidak terlalu sesak, sehingga kemacetan dapat dikurangi.  Optimalisasi penggunaan angkutan umum juga dapat mengurangi polusi udara, lebih cepat, lebih aman, dan lebih efisien.